Langsung ke konten utama

Hobi Gelap di Kala Pandemi

Gemuruh sorak sorai sudah terdengar dari kejauhan. Bak semut menemukan sebongkah gula, mereka berkumpul di sekitar arena berbentuk lingkaran demi melihat sang jagoan bertarung. Tidak lagi khawatir akan virus yang sedang meradang di bumi, mereka terus mengeluh-eluhkan sang jagoan demi memuaskan hobi. Akhir pekan tidak lagi hanya ditunggu oleh para muda-mudi tetapi juga bagi pekerja dengan kantong tembal yang siap mempertaruhkan hartanya untuk sebuah hobi.

Ya, sabung ayam memang sudah tidak asing di telinga dan aktivitasnya masih ada di sekitar kita. Namun sabung ayam sebenarnya adalah perjudian yang masih berstatus illegal di Indonesia. Meski demikian, banyak orang menganggap aktivitas tersebut menjadi salah satu hobi yang menghasilkan banyak keuntungan.

MY yang memiliki postur tubuh tambun, dengan gagah menggendong seekor ayam yang orang awam mengenalnya sebagai ayam jago.  Ia mengaku sebagai “pecinta ayam bangkok” , MY pun memperlihatkan kepada kami jenis ayam bangkok yang menjadi kebanggaannya selama berkecimpung didalam dunia sabung ayam ini, ayam jenis bangkok itu ia beri nama John Kie.

John Kie memiliki postur tubuh yang besar, raut wajah yang sangar, serta jengger yang sangat merah bahkan sekujur tubuh John Kie pun berwarna merah, menurut MY ini karena John Kie memiliki sirkulasi darah yang lancar dengan artian bahwa John Kie merupakan salah satu ciri ayam yang sudah siap untuk bertarung. Tetapi dibalik tubuh besar, dan kekuataan yang dimiliki John Kie tetap saja jika diperhatikan dengan seksama John Kie sudah memiliki banyak sekali luka akibat dari pertarungan sabung ayam tersebut. Meskipun banyak sekali luka yang dialami John Kie tetapi MY tetap saja membiarkan sang ayam berada di arena tarung bak petinju kelas dunia dengan memepertaruhkan sejumlah uang .




Hobi dan salah satu sumber ekonomi menjadi alasannya  melakukan aktivitas sabung ayam. Pandemi yang terjadi pada tahun 2020 saat ini juga tidak mematahkan semangatnya untuk menjalani hobi yang ia tekuni selama kurang lebih 4 tahun. Meski pemerintah telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, nyatanya saat kami mewawancarainya pada tanggal 26 Juni lalu, ia mengatakan bahwa baru 2 minggu lalu ia pergi untuk memuaskan hobinya tersebut.

Menjadi seorang kepala rumah tangga dan seorang bapak yang memiliki dua orang anak seperti memiliki power untuk melakukan apa pun yang ia sukai, termasuk hobi yang dapat memasukannya ke dalam lubung hitam. Di tambah adanya sang pelindung masyarakat yang siap melindungi rakyatnya tanpa pandang bulu. Ya, pelindung yang senantiasa memberi tau kapan akan melaksanakan penggerebekan kepada “penghobi” sabung ayam dan memastikan mereka mempersiapkan diri sebelum hari penggerebekan.

Kami sempat bertanya, jika kegiatan sabung ayam dilarang apakah kegitan tersebut berhenti? Jawaban yang kami dengar cukup membuat kami berpikir bahwa aktivitas ini memang sudah mendarah daging. “ Ya biasanya si kalau ada larangan atau tempat tarung lagi ga aman gitu ya ada jadwal penggerebekan, ya kita tarungnya dari rumah ke rumah aja sesama pecinta ayam bangkok, “ ungkap MY.

Walaupun mengadakan pertarungan dari rumah ke rumah, MY mengatakan bahwa terdapat beberapa prosedur yang terlebih dahulu harus dilakukan, yaitu mereka melakukan perjanjian terlebih dahulu seperti kapan dan dimana akan melakukan kegiatan sabung ayam ini. Selanjutnya, “petarung” bertemu sudah sama – sama siap, diukur dan ditimbang untuk memastikan “petarung” memiliki bobot dan kualitas yang serupa. Jika semua sesuai, para pemilik “petarung” ini siap memasang harga yang fantastis untuk satu kali pertarungan yang memiliki durasi satu ronde 15 menit.

Hal ini dapat kami konfirmasi karena selain menemukan tumpukan kandang yang berisikan bibit dan juga “petarung” ahli, di rumahnya juga terlihat sebuah arena tarung yang tampaknya seperti terbuat dari karet berwarana hitam yang berbentuk melingkar. Kondisi ini hampir serupa dengan arena tarung di kalangan tempat biasa narasumber kami kunjungi. Ini dipergunakan olehnya untuk melatih para “petarung” dan sesekali melakukan aktivitas sabung ayam bersama teman – temannya yang lain.

Pergerakan “penghobi” sabung ayam memang terlihat cukup cerdas karena mereka tidak hanya bermain dalam satu arena, sehingga sulit di prediksi. Mereka biasa mencoba berbagai arena yang sekiranya dapat ditaklukan oleh “petarung”nya. Narasumber kami bercerita jika di Bekasi saja banyak sekali arena yang dapat digunakan untuk menyalurkan hobinya itu dan tentunya dengan tingkat yang berbeda – beda, tergantung berapa dana yang siap disuguhkan untuk melakukan sabung ayam.

Ia juga menjelaskan tingkatan tertinggi arena sabung ayam adalah saat pemilik “petarung” diundang, biasanya mereka dengan suka rela menggelontarkan dana hingga ratusan juta rupiah untuk aktivitas sabung ayam yang mereka sebut sebagai hobi ini. Namun narasumber kami mengaku tidak pernah menyerahkan uang lebih dari 5.5 juta rupiah untuk hobinya tersebut.

Tiga hari kedepan setelah bernegosiasi dengan MY, akhirnya ia pun sepakat untuk membawa kami ke tempat perjudian sabung ayam yang sering ia datangkan. Lokasi tersebut berjarak kurang lebih 20 kilometer dari rumah MY, dengan mengendarai sepeda motor kami pun menerjang jalan yang cukup sempit dan berliku hal ini terjadi karena lokasi perjudian sabung ayam tersebut berada diperkampungan padat penduduk yang berada disalah satu daerah Bekasi.

Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih setengah jam, akhirnya kami dan MY tiba dilokasi. Sesampainya dilokasi kami pun tidak serta merta langsung dihadapkan oleh tempat sabung ayam tersebut, tetapi kami masih harus menempuh perjalanan kaki untuk dapat menuju lokasi lebih dalam tempat sabung ayam tersebut.

Disebuah lapangan yang cukup luas dan masih dapat dikatakan cukup asri, akhirnya tibalah kami disebuah tempat yang sangat ramai, dan dikerumuni banyak orang. Tidak hanya ramai keadaan disana pun sangat bising terdengar ditelinga, suara bising itu pun sudah jelas terdengar dari sekerumunan orang yang berteriak “ ayo hajar hajar “  sebuah kalimat yang diutarakan untuk memberikan dukungan kepada dua ekor ayam yang sedang bertarung .

Dengan penuh rasa penasaran kami yang masih didampingi oleh MY pun akhirnya menghampiri kerumunan tersebut, dan benar saja seketika seluruh mata pun tertuju kepada kami, mereka dalam jumlah yang sangat banyak melirik kami dengan mata yang  penuh rasa khawatir serta penasaran dan ya mereka menganggap kami sebagai seorang intel yang sedang menyamar.

Walaupun melirik dengan penuh rasa khawatir serta menganggap kami seperti seorang intel yang sedang menyamar, tetapi rasanya hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap melanjutkan pertarungan tersebut bahkan setiap menit yang dilalui pun ada saja bertambahnya jumlah orang yang datang untuk ikut bergabung menyaksikan sabung ayam tersebut.

Sejenak kami terdiam dan mengamati lokasi sabung ayam tersebut, ternyata tidak hanya ramai oleh banyaknya orang yang datang untuk menyaksikan pertarungan tersebut, tetapi terdapat juga beberapa pedagang yang mencari keuntungan dibalik ramainya situasi tersebut.

Setelah mengamati lokasi sabung ayam tersebut, MY mengajak kami untuk berbincang dan meminta izin untuk mengambil gambar di lokasi tersebut kepada AP, AP merupakan panitia yang menyelenggarakan pertarungan sabung ayam dihari itu. Setelah cukup lama bernegosiasi, ternyata kami tidak mendapatkan izin untuk mengambil gambar di lokasi, dikarenakan situasi tersebut sangat melanggar aturan pemerintah, “ Ya kalau untuk ambil gambar ya jangan, inikan sampai saja melanggar hukum ni pada ramai-ramai berkumpul disaat ajuran pemerintah untuk PSBB, jaga jarak tetapi malah ramai kan , jadi jangan deh, “ ungkap AP.




Walaupun tidak mendapatkan izin untuk mengambil gambar, tetapi kami masih bisa mendapatkan sedikit infromasi dari AP terkait kegiatan sabung ayam tersebut. Salah satunya yaitu saat ditanya apakah warga sekitar tidak merasa terganggu dengan adanya kegiatan sabung ayam tersebut, AP mengatakan bahwa kegiatan sabung ayam tersebut dapat memberikan pendapatan kepada warga sekitar, “ kalau merasa terganggu ya engga, kan mereka juga ada dagang disini, tuh jualan aqua terus ada yang jadi tukang parkir, jadi ya tidak menganggu karena dimana ada perjudian disitulah ekonomi meningkat, “ ungkap AP.

Keterbatasan informasi yang kami dapatkan dari AP ini dikarenakan AP selalu saja mengelak ketika kami ajukan berbagai pertanyaan terkait dengan kegiatan sabung ayam tersebut, ia selalu mengatakan bahwa informasi yang kami dapatkan dari MY sudah cukup jelas dan akan sama seperti yang ia katakan nantinya jika kita mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya.

Dengan rasa tidak puas dan adanya keinginan untuk melengkapi data investigasi sabung ayam ini, akhirnya kami memberanikan diri untuk mengambil video terkait dengan situsi sabung ayam tersebut secara diam-diam, dengan menggunakan kamera tersembunyi yang dengan sengaja kami letakkan disalah satu jaket milik tim kami. Rasa takut serta gemetar saat mengambil video secara diam-diam itu menghampiri kami, karena ini merupakan pertama kalinya kami melakukan kegiatan investigasi sampai kami berpikir bahwa kehidupan kami akan berakhir ditempat ini jika nantinya kami ketahuan mengambil video secara diam-diam.

Tetapi keberanian kami mengalahkan rasa takut dan gemetar itu dan akhirnya kami mendapatkan beberapa video walaupun dengan durasi yang sangat terbatas. Setelah selesai mengambil video secara diam-diam, kami pun mengakhiri penelusuran kami di lokasi sabung ayam tersebut dan memutuskan untuk kembali pulang dan melanjutkan kegiatan lain di keesokan harinya.

Menemukan adanya informasi yang mengungkapkan bahwa faktor utama yang sebagian besar orang yang berkecimpung dalam perjudian sabung ayam ini adalah masalah ekonomi, kami pun mewawancarai salah satu ahli sosiolog Rifqi Hasibuan terkait dengan fenomena sabung ayam yang marak terjadi di masyarakat, karena dari beberapa data yang kami temukan para masyarakat mengaku berkecimpung dalam perjudian sabung ayam tersebut dikarenakan adanya faktor perekonomian.

Rifqi mengatakan jika memang faktor perekonomian menjadi hal yang utama, tetapi yang harus diperhatikan juga itu adalah pengaruh pada anak-anak sekitar dengan adanya kegiatan perjudian sabung ayam tersebut, “ kegiatan sabung ayam itu kan terjadi ditempat umum kan ya, didaerah pemukiman dimana setiap orang bisa lihat, bisa lewat, bisa terpengaruh nah ya menurut saya yang paling buruk itu terhadap perkembangan anak-anak karena kan anak faktor psikologis faktor sosiologisnya belum dewasa, jadi setiap melihat sesuatu itu cenderung ingin mengikuti. Melihat orang adu ayam ingin ikut, melihat orang taruhan duit ingin ikut, jadi ya itu menjadi hal yang buruk untuk faktor perkembangan anak , “ ungkap Rifqi.

Untuk menghindari adanya faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terkait dengan perjudian sabung ayam tersebut, Rifqi mengatakan bahwa dapat diambilnya jalan tengah berupa adanya aturan-aturan yang melembagakan praktek-praktek itu tetapi disertai dengan syarat yang ketat seperti diadakannya tempat yang khusus untuk perjudian tetapi dengan dibatasi secara ketat, dan harus dipastikan tidak ada anak-anak yang mendekati daerah diadakannya perjudian sabung ayam tersebut serta dijauhkan dari pemukiman padat penduduk.

Untuk memperluas sudut pandang kami mengenai perjudian sabung ayam secara hukum, ditanggal 7 Juli 2020 kami pun mengunjungi Kapolsek Bekasi Timur untuk meminta keterangan kepada Kapolsek setempat terkait dengan perjudian sabung ayam yang masih banyak dilakukan didaerah Bekasi. Kami mewawancarai Kompol Sutoyo yang menjabat sebagai ketua Kapolsek Bekasi Timur , beliau mengatakan memang pada saat keadaan pandemi seperti ini belum lama masih ditemukannya kegiatan sabung ayam dibeberapa lokasi didaerah bekasi, “ kebetulan kemarin diwilayah kami itu ada perjudian sabung ayam di tiga lokasi yang sudah kita tangkap dan kita proses, lokasi sabung ayam tersebut berada di Yayasan Galuh , Duren Jaya sama di Margahayu, “ ungkap Kompol Sutoyo.

 

 


Sutoyo mengatakan bahwa ketika diadakannya patroli untuk melakukan penggerebekan dilokasi sabung ayam, selalu saja ketika petugas datang para pelaku perjudian sabung ayam tersebut sudah kabur terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan mayoritas tempat sabung ayam itu terletak diperkampungan yang memiliki gang-gang sempit, jarak antara berhentinya mobil kepolisian menuju lokasi sangatlah dekat jadi sangat mudah untuk terdengar suara mobil tersebut oleh para pelaku. Akhirnya kepolisian pun seringkali hanya mengamankan beberapa barang yang digunakan saat bertarung serta berbagai ayam yang tertinggal di lokasi tersebut.

Terkait dengan hukuman yang diterima oleh para pelaku perjudian sabung ayam ini diatur dalam undang-undang pasal 303 KUHP dengan ancaman paling lama 10 tahun penjara.

Saat ditanya jika adanya keterlibatan polisi dalam perjudian sabung ayam tersebut, Sutoyo mengatakan bahwa dipastikan anggota polisi tersebut akan mendapatkan proses hukum sesuai dengan yang berlaku, “ siapapun yang melanggar hukum itu harus diproses sesuai dengan hukum yang berlaku, kalau itu memang anggota polisi satu sisi pidana umumnya dia kena, satu sisi pidana dari kepolisian tentang kedisiplinan dia kena jadi kasus itu akan maju ,” ungkap Sutoyo.

Kapolsek bekasi timur mengharapkan dan melakukan berbagai upaya agar kegiatan perjudian sabung ayam yang masih marak terjadi di Bekasi ini dapat terkurangi serta tidak ada lagi yang melakukan perjudian tersebut karena hal ini sangat melanggar hukum yang berlaku seperti menganggu kenyamanan warga setempat yang dijadikan lokasi perjudian sabung ayam. Para warga setempat pun dapat memberikan infromasi berupa aduan bilamana menemukan lokasi-lokasi perjudian sabung ayam dengan segera menghubungi pihak Kapolsek setempat. 




Perjudian dalam bentuk apapun memang tidak bisa dibenarkan,

Apalagi jika dijadikan alasan untuk sebuah hobi,

Dan ya, Hobi memang diperbolehkan,

Tapi jangan sampai, hobi mencelakai anda.





Ikuti penelusuran kami selengkapnya:






Tim Investigasi:
- Ummu Kultsum Roihaanah (Script Writer)
- Putri Aulia (Script Writer)
- Pramulya Sadewa (Video Editor&Cameramen)
- Rizki Aulia Rahman (Editor)
- Muhammad Rizky Fauzi (Editor)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Panti Jompo di Indonesia, Mulai dari yang Biasa Hingga Mewah

Foto: Unsplash/ Zahra Amiri Belakangan, media sosial tengah diramaikan oleh sejumlah pro dan kontra mengenai keputusan seorang anak yang menitipkan orang tua ke panti jompo saat memasuki usia lanjut. Hal tersebut berasal dari kisah Trimah, seorang ibu lansia asal Magelang yang dititipkan oleh ketiga anaknya di Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, Jawa Timur.  Trimah dititipkan oleh ketiga anaknya tersebut di Griya Lansia Husnul Khatimah, karena alasan kesibukan yang membuat anak-anaknya tidak mampu mengurus sang ibu.  Kisah yang dialami oleh Trimah ini, tentu mengundang sejumlah komentar dari para masyarakat. Banyak masyarakat yang merasa prihatin dengan nasib yang dialami oleh Trimah, dan ada juga sebagian masyarakat yang berpendapat jika menitipkan orang tua di panti jompo tersebut bukan merupakan sesuatu yang buruk. Terlepas dari apa yang dialami oleh Trimah, setiap anak tentu memiliki alasannya masing-masing ketika harus memutuskan untuk menitipkan orang tuanya tersebut d...

Spotlight (2015) – Praktik Jurnalisme Investigasi

Diangkat berdasarkan kisah nyata, film Spotlight berkisah tentang sekelompok jurnalis di surat kabar The Bosten Globe. Kelompok beranggotakan 4 (empat) orang ini memang selalu ditugaskan untuk menyelidiki satu kasus tertentu yang akan ditayangkan secara khusus oleh koran tersebut. Pada tahun 2001, Marty Baron, editor baru di The Boston Globe bertemu dengan Walter Robinson (Robby), kepala editor Spotlight. Baron meminta Robby dan tim Spotlight untuk menyelidiki sebuah kolom yang memuat tentang seorang pengacara lokal bernama Mitchell Garabedian. Dalam kolom berita tersebut, Garabedian mengatakan bahwa Kardinal Law (pemimpin keuskupan di Boston kala itu) mengetahui bahwa salah satu Pastornya melecehkan seorang anak dan tidak melakukan apapun. Atas permintaan Baron, Spotlight kemudian menyelidiki lebih dalam kisah tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastor gereja terhadap anak-anak baik perempuan maupun laki-laki. Semua pekerjaan saat itu ditinggalkan demi kisah ini....

Tanaman Hias yang Tahan Banting di Musim Hujan

Foto: Unsplash/Annie Spratt Belakangan, musim hujan sudah mulai tiba. Teruntuk Blogfriends yang baru saja ingin memulai hobi merawat tanaman hias, alangkah baiknya jika memilih tanaman hias yang aman ketika diterpa hujan. Hal ini bertujuan agar dapat mempermudah dalam proses perawatan tanaman hias tersebut. Sebab, tanaman hias yang tahan banting diterpa hujan tidak memerlukan proses perawatan yang tergolong sulit. Tidak hanya itu, Blogfriends juga tidak perlu repot-repot untuk memindahkan pot tanaman hias yang berada di luar halaman rumah ketika diterpa hujan secara tiba-tiba. Tanaman hias itu akan baik-baik saja dan aman berada di luar halaman. Nah, kira-kira tanaman hias apa saja yang cocok untuk dirawat dan ditanam saat musim hujan? Melansir The Spruce , berikut tanaman yang tahan banting di musim hujan. 1. Kuping gajah Kuping gajah atau anthurium dorayaki merupakan tanaman hias yang memiliki daun berwarna hijau dan besar menyerupai telinga gajah.Tanaman hias satu ini, sangat senang...