Warganet di Indonesia belum lama
ini sedang ramai memperbincangkan mengenai sebuah postingan CEO Bukalapak,
Achmad Zaky tentang alokasi riset dan pengembangan (R&D) dalam era industri
4.0 . Dalam postingan di akun twitternya, CEO Bukalapak itu menyinggung daftar
alokasi riset dan pengembangan sebuah negara.
CEO Bukalapak tersebut mengkritik
tentang minimnya alokasi riset dan pengembangan di Indonesia di tahun 2016,
alokasi riset dan pegembangan Indonesia hanya US$ 2 miliar, alokasi itu jauh
lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, seperti Singapura
sebesar US$ 10 miliar, dan Amerika Serikat sebesar US$ 511.
Selain menyinggung
mengenai daftar alokasi riset dan pengembangan sebuah negara, diakhir postingannya
CEO Bukalapak Achmad Zaky, menambahkan sebuah kalimat “Mudah2an presiden baru bisa naikin“ .
Hal inilah yang membuat
para warganet pendukung Capres 01 merasa tersinggung, sehingga banyak warganet
yang tidak setuju dengan postingan CEO Bukalapak tersebut dan ikut
mengomentarinya. Akibatnya, muncullah sebuah tagar #Uninstallbukalapak dan
menjadi trending topic di Twitter.
doc : Google |
Mendengar kabar bahwa
postingannya menjadi trending topic, CEO Bukalapak Achmad Zaky langsung
memberikan klarifikasi dalam akun twitternya, ia menyebutkan bahwa tujuan dari
tweetnya hanya untuk menyampaikan fakta bahwa dalam 20 sampai 50 tahun kedepan,
Indonesia perlu investasi di bidang riset dan SDM dengan nilai tinggi.
Tujuannya, agar Indonesia tidak kalah dengan negara lain. ia juga menyampaikan
bahwa tidak bermaksud untuk menyinggung Presiden Joko Widodo, dan meminta maaf
kepada pendukung Capres 01 bila merasa tersinggung dengan postingannya.
doc: Goggle |
Dengan adanya sebuah kasus
mengenai postingan CEO Bukalapak tersebut. sudah saatnya para masyarakat Indonesia
saat ini harus dapat lebih berfkir jernih dalam menerima dan menyaring sebuah
informasi, jangan mudah terbawa emosi hanya karena berbeda pilihan. alangkah
baiknya jika kita dapat menghargai pilihan satu sama lain. Jangan mudah
terprovokasi, melihat saat ini sedang marak-maraknya berbagai pemberitaan di
Indonesia menjelang Pilpres 2019 yang bersifat memprovokasi. kita tetap harus
saling menjaga kerukunan bersama. Berbeda pilihan merupakan hal yang wajar,
sebagai warganet yang pintar alangkah baiknya kita hanya harus dapat saling
mendukung tanpa menjatuhkan satu sama lain.
Komentar
Posting Komentar